BIMBINGAN DAN KONSELING BELAJAR

BAB II

PEMBAHASAN

 

Gambar

 

  1. A.  

     

        Pengertian Bimbingan Konseling Belajar

Bimbingan berasal dari kata bahasa inggris yaitu Guidance yaitu salah satu bidang dan program dari pendidikan, dan program ini ditujukan untuk membentuk, mengoptimalkan perkembangan siswa. Bimbingan  adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak remaja, maupun dewasa, agar orang yang dibimbing mendapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

“Sedangkan Konseling merupakan proses memberi bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli yaitu konselor kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah (di sebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien” Mugiarso (2012 : 4).

Belajar menurut banyak di definisikan oleh banyak ahli diantaranya yaitu menurut Slavin (1994:152) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman. Adapun menurut Gagne (1977:3) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan disposisi atau kecakapan manusia yang berlangsung selama periode waktu periode waktu tertentu, dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari poses pertumbuhan.

Belajar merupakan proses yang dianggap penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang. Juga merupakan perbuatan yang paling banyak dilakuakan orang. Sebagai istilah psikologi dan pendidikan, belajar adalah yang dalam bahasa inggris istilahnya Learning, bukan studying. Pengertian umum belajar yaitu mengacu pada terjadinya perubahan dalam diri seseorang, yaitu perubahan tingkah laku melalui pengalaman.

Adapun pengertian belajar yang lain adalah menurut  Gage dan Berliner (1983:252) menyatakan bahwa belajar adalah proses dimana suatu organisme mengubah perilakunyakarena hasil dari pengalaman.

Sedangkan menurut Slavin (1994:152) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman.

 Berikut ini tujuan bimbingan belajar dapat dirumuskan sebagai berikut:

1.      Mencarikan cara-cara belajar yang efisien dan efektif bagi seorang anak atau sekelompok anak.

2.      Menunjukkan cara-cara mempelajari sesuatu dan menggunakan buku pelajaran.

3.      Memberikan informasi (saran dan petunjuk) bagaimana memanfaatkan perpustakaan.

4.      Membuat tugas sekolah dan mempersiapkan diri dalam ulangan dan ujian.

5.      Memilih suatu bidang studi (mayor atau minor) sesuai dengan bakat, minat, kecerdasaan,  cita-cita dan kondisi, fisik atau kesehatannya.

6.      Menunjukkan cara-cara menghadapi kesulitan dalam bidang studi tertentu.

7.      Menentukan pembagian waktu dan perencanaan jadwal belajarnya.

8.      Memilih pelajaran tambahan baik yang berhubungan dengan pelajara disekolah maupun untuk pengembangan bakat dan kariernya dimasa depan.

Dari pengertian-pengertian diatas dapat diketahui dan disimpulkan Bimbingan dan Konseling Belajar adalah bimbingan kepada individu yang bertujuan untuk membantu individu dalam mengatasi masalah masalah dalam belajar.

 

  1. B.       Ruang Lingkup Bimbingan Konseling Belajar

Membahas mengenai ruanglingkup BK belajar, tentunya sudah banyak yang tidak asing lagi, mengenai lingkup apa saja kah BK belajar itu. Secara spontan saja saat kita mendengar apa itu BK belajar mka dengan otomatisnya kita akan berpikiran mengenai bimbingan yang di sorotkan pada masalah-masalah belajar pada individu. Berikut ini akan di sebutkan ruang lingkup BK belajar. BK belajar memiliki 4 ruang lingkup yaitu :

  1. Perkembangan dan penyesuaian diri atau pribadi dalam belajar

a)      Berkaitan dengan minat, kemampuan diri sendiri

b)      Juga aktualisai terhadap kemampuan dan minat diri sendiri.

c)      Mengarahkan diri kearah yang lebih baik

d)     Mengurangi dan menghilangkan sikap yang tidak baik dalam belajar

  1. Kemampuan dalam pendidikan dan penjurusan

a)      Memilih studi lanjut seuai dengan kemampuan

b)      Memilih studi lanjut sesuai dengan minat

c)      Memilih studi lanjut sesuai dengan kondisi

  1. Perkembangan dalam belajar

a)      Adanya informasi mengenai sukses dalam belajar

b)      Informasi mengenai bagaimana belajar yang efesien

c)      Informasi mengenai faktor-faktor apa sajakah yang dapat mendukung dan mengganggu belajar

  1. Penelitian yang berkaitan dan menyangkut belajar siswa

a)      Melakukan penelitian terhadap siswa di sekolah yang berkaitan dengan banyak variabel ( prestasi, motivasi, minat, masalah dan cara penyelesaianya)

b)      Meningkatkan pembelajaran dengan berbagai metode- metode

 

  1. C.      Prinsip Bimbingan dan Konseling Belajar

Supaya kegiatan belajar mencapai tujuan dan hasil yang maksimal dan baik, maka, seorang pembelajar atau guru itu paham akan prinsip belajar. Jika tidak paham maka akan tejadi kesulitan pada seorang guru, dalam menyusun cara- cara atau strategi dalam belajar, dalam menentukan metode belajar, apalagi mengingat bermacam-macamnya keadaan siswa di sekolah,serta karakter siswa yang bermacam-macam pula. Mengingat hal tersebut berikut ini adalah prinsip-prinsip belajar yang harus dipahami oleh para guru dan konselor menurut Gagne.

Beberapa prinsip yang dimaksud adalah Keterdekatan (contiguity), Pengulangan ( repetition ), dan Penguatan ( reinforcement ). 1) Prinsip Keterdekatan menyatakan bahwa situasi stimulus yang hendak direspon oleh pembelajar harrus disampaikan sedekat mungkin waktunya  dengan respon yang diingginkan. 2) Prinsip Pengulangan menyatakan bahwa situasi stimulus dan responya perlu di ulang-ulang, atau dipraktikan, agar belajar dapat diperbaiki dan meningkatkan retensi belajar. 3) Prinsip Penguatan menyatakan bahwa belajar sesuatu yang baru akan diperkuat apabila belajar yang lalu diikuti oleh perolehan hasil yang menyenangkan. Dengan kata lain pembelajar akan kuat motivasinya untuk mempelajaris sesuatu yang baru apabila hasil belajar yang telah dicapai mendapatkan penguatan. Ketiga prinsip tersebut disebut sebagai prinsip Eksternal.

 Adapun  3 prinsip lagi yaitu prinsip internal. Ketiga prinsip tersebut adalah: (a) informasi faktual, (b) kemahiran intelektual, (c) strategi . Informasi verbal, dapat diperoleh melalui 3 cara, yaitu (a) dikomunikasikan kepada pembelajar; (b) dipelajari oleh pembelajar sebelum memulai belajar baru; dan (c) dilacak dari memori, karena informasi itu telah dipelajari dan disimpan didalam memori selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun yang lalu.

Kemahiran Intelektual, pembelajar harus memiliki berbagai cara dalam mengerjkan sesuatu , terutama yang berkaitan dengan simbol-simbol bahasa dan lainya, untuk mempelajari hal-hal baru. Pertama, mungkin ada stimulasi untuk mengingat kemahiran intelektual itu dengan bantuan beberapa petunjuk verbal. Misalnya, pembelajar diminta belajar kaidah tentang mekanika , pendidik menyatakan: kamu harus ingat tentang cara menemukan nilai variabel dalam suatu persamaan. Perlu diketahui bahwa kemahiran intelektual tidak dapat disajikan melalui petunjuk lisan atau petunjuk tertulis yang disampaikan oleh pendidik.

Kemahiran intelektual harus telah dipelajari sebelumnya agar dapat digunakan atau diingat ketika diperlukan. Stretergi , stiap aktivitas belajar memerlukan pengaktifan strategi belajar dan mengingat. Pembelajar harus mampu menggunakan strategi untuk menghindarkan stimulus yang kompleks, memilih dan membuat kode bagian-bagian stimulus, memecahkan masalah , dan melacak kembali informasi yang telah dipelajari. Pembelajar yang telah dewasa dalam melakukan aktivitasbelajar umumnya dibantu oleh kemampuan pengelolaan diri ( self-management ). Kemampuan mengelola diri dalam belajar ini pda akhirnya menjadikan pembelajar senbagai pembelajar diri (self-learners).

Selain Prinsip-prinsip diatas, ada juga prinsip berikut ini ; 

  1. Pembalajar adalah memotivasi dan membarikan fasilitas kepada siswa agar dapat belajar sendiri.
  2. Pepatah Cina mengatakan: “saya dengar saya lupa, saya lihat saya ingat, dan saya lakukan saya paham”. Mirip dengan itu john deweye mengembangkan apa yang dikenal dengan “ learning by doing”.
  3. Semakin banyak alat deria atau indra yang di aktifkan dalam kegiatan belajar, semakin banyak informasi yang diserap.
  4. Belajar dalam banyak hal adalah suatu pengalaman. Oleh sebab itu keterlibatan siswa merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan belajar.
  5. Materi akan lebih mudah dikuasai apa bila siswa terlibat secara emosional dalam kegiatan belajar pembelajaran. Siswa akan terlibat secara emosional dalam kegiatan belajar pembelajaran jika pelajaran adalah bermakna baginya.
  6. Belajar dipengaruhi oleh motivasi dari dalm diri atau intrinsik dan dari luar atau ekstrinsik siswa.
  7. Semua manusia, termasuk siswa, ingin dihargai dan dipuji. Penghargaan dan pujian merupakan motivasi instriksik bagi siswa.
  8. Makna pelaharan bagi diri siswa merupakan motivasi dalam yang kuat sedangkan faktor kejutan (faktor “ aha”) merupakan motivasi luar yang efektif dalam belajar.
  9. Belajar “ is enhanced by challenge and inhibilited by threat”.
  10. Setiap otak adalah unik. Karena itu setiap siswa memliki persamaan dan perbedaan cara terbaik untuk memahami pelajaran.
  11. Otak akan lebih mudah merekam input jika dalam keadaan santai atau rileks dari pada dalam keadaan tenang.

 

  1. D.      Asas-asas Bimbingan dan Konseling Belajar

 Kegiatan bimbingan dan konseling, ada asas yang dijadikan pertimbangan kegiatan. Menurut Prayitno ada 12 asas yang harus menjadi dasar pertimbangan dalam kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling. Asas-asas bimbingan dan konseling itu adalah sebagai berikut:

  1. Asas Kerahasiaan; yaitu asas  yang menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan peserta didik  (klien) yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain. Dalam hal ini, guru pembimbing  (konselor) berkewajiban memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaanya benar-benar terjamin,
  2. Asas Kesukarelaan; yaitu asas yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan peserta didik (klien) mengikuti/ menjalani layanan/kegiatan yang diperuntukkan baginya. Guru Pembimbing (konselor) berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan seperti itu.
  3. Asas Keterbukaan; yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik (klien)  yang menjadi sasaran layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Guru pembimbing (konselor) berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta didik (klien). Agar peserta didik (klien) mau terbuka, guru  pembimbing (konselor) terlebih dahulu bersikap terbuka dan tidak berpura-pura. Asas keterbukaan ini bertalian erat dengan asas kerahasiaan dan  dan kekarelaan.
  4. Asas Kekinian; yaitu asas yang menghendaki agar obyek sasaran layanan bimbingan dan konseling  yakni permasalahan yang dihadapi peserta didik/klien dalam kondisi sekarang. Kondisi masa lampau dan masa depan dilihat sebagai dampak dan memiliki keterkaitan dengan apa yang ada dan diperbuat peserta didik (klien)  pada saat sekarang.
  5. Asas Kemandirian; yaitu asas yang menunjukkan pada tujuan umum bimbingan dan konseling; yaitu peserta didik (klien) sebagai sasaran layanan/kegiatan  bimbingan dan konseling diharapkan menjadi individu-individu yang mandiri, dengan ciri-ciri mengenal diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan, serta mewujudkan diri sendiri. Guru Pembimbing (konselor)  hendaknya mampu mengarahkan segenap layanan bimbingan dan konseling bagi berkembangnya kemandirian peserta didik.
  6. Asas Kegiatan; yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan dapat berpartisipasi aktif di dalam penyelenggaraan/kegiatan bimbingan. Guru Pembimbing (konselor) perlu mendorong dan memotivasi peserta didik untuk dapat aktif dalam setiap layanan/kegiatan  yang diberikan kepadanya.
  7. Asas Kedinamisan; yaitu asas yang menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran layanan (peserta didik/klien) hendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
  8. Asas Keterpaduan; yaitu asas yang menghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis dan terpadukan. Dalam hal ini, kerja sama dan koordinasi  dengan berbagai pihak yang terkait dengan bimbingan dan konseling menjadi amat penting dan harus dilaksanakan sebaik-baiknya.
  9. Asas Kenormatifan; yaitu asas yang menghendaki agar segenap layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada norma-norma, baik norma agama, hukum, peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan,  dan kebiasaan – kebiasaan yang berlaku. Bahkan lebih jauh lagi, melalui segenap layanan/kegiatan  bimbingan dan konseling ini harus dapat meningkatkan kemampuan peserta didik (klien) dalam memahami, menghayati dan mengamalkan norma-norma tersebut.
  10. Asas Keahlian; yaitu asas yang menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselnggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional.  Dalam hal ini, para pelaksana layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling lainnya hendaknya tenaga yang benar-benar ahli dalam bimbingan dan konseling. Profesionalitas guru pembimbing (konselor) harus terwujud baik dalam penyelenggaraaan jenis-jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling dan   dalam penegakan kode etik bimbingan dan konseling.
  11. Asas Alih Tangan Kasus; yaitu asas yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didik (klien) kiranya dapat mengalih-tangankan kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing (konselor)dapat menerima alih tangan  kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain. Demikian pula, sebaliknya guru pembimbing (konselor),  dapat mengalih-tangankan kasus kepada pihak yang lebih kompeten, baik yang berada di dalam lembaga sekolah maupun di luar sekolah.
  12. Asas Tut Wuri Handayani; yaitu asas yang menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan keteladanan, dan memberikan rangsangan dan dorongan, serta kesempatan yang seluas-luasnya  kepada peserta didik (klien) untuk maju.
    1. E.       Tujuan dan Fungi Bimbingan dan Konseling Belajar
    2. 1.      Tujuan

Menurut teori Humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan  manusia.  Proses belajar dianggap berhasil apabila si pelajar mampu memahami dirinya dan lingkungannya. Sedangkan menurut teori belajar ; belajar adalah usaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya, Akan tetapi dunia modern, lebih berpegang pada teori belajar humanistic. Sedangkan menurut Rogers, yang terpenting dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan-tujuan belajar itu, yakni :

1)        Menjadi manusia berarti memiliki kemampuan wajar untuk belajar

2)        Siswa yang akan mempelajari hal bermakna bagi dirinya

3)        Pengorganisasian bahan pengajaran

4)        Belajar relevan/relative

Apabila ke semuanya di gabung, maka dapat di peroleh kesimpulan bahwa siswa mempunyai personal untuk belajar secara wajar. Siswa belajar supaya pandai adalah benar, dengan catatan materi pelajaran itu tidak di paksakan dan materi pelajaran itu akan di serap sesuai kemampuan siswa.

Dalam pencapaian tujuan belajar ini sangat di harapkan adanya perorganisasikan bahan pengajaran supaya sesuai dengan dunia persepsi siswa. Belajar relevan berarti mempelajari hal penting bagi dirinya dan relative terhadap perubahan dunia social, semua menuntut perubahan dan perubahan ini akan di serap siswa juga pada akhirnya. Intinya, tidak ada paksaan lagi dalam proses pencapaian tujuan belajar.

 

  1. 2.      Fungsi dari Bimbingan

Fungsi utama dari bimbingan adalah membantu murid dalam masalah-masalah pribadi dan sosial yang berhubungan dengan pendidikan dan pengajaran atau penempatan dan juga menjadi perantara dari siswa dalam hubunganya dengan para guru maupun tenaga administrasi.

Ada 4 fungsi bimbingan yaitu sebagai berikut:

  1. Preservatif, yaitu : memelihara dan membina suasana dan situasi yang baikdan tetap diusahakan terus bagi lancarnya belajar mengajar.
  2. Preventif, yaitu : mencegah sebelum terjadi masalah
  3. Kuratif, yaitu : mengushakan “penyembuhan” pembentukan dalam mengatasi masalah.
  4. Rehabilitasi, yaitu: mengadakan tindak lanjut secara penempatan sesudah diadakan treatment yang memadai.
  5. Advokasi, yaitu: Membantu siswa mendapatkan pembelaan atas hak dan kepentingannya kurang mendapat perhatian.

 

  1. F.     Teknik- teknik dalam Bimbingan

Teknik bimbingan (counseling) dapat diketahui sebagai berikut:

  1. Teknik Individual

Dengan teknik ini pembimbing menghadapi seseorang secara individual yang memiliki masalah yang berupa perlu suatu bimbingan.

  1. Directive counseling

Dengan teknik layanan yang tertuju pada maslaahnya counselor yang membuka jalan pemecahan masalah yang dihadapi klien.

  1. Non-directiv counseling

Dengan layanan ini bimbingan difokuskan pada anak yang bermasalah. Adanya layanan bimbingan bukan layanan yang mengambil prakarsa yang menentukan sendiri apakah dia membutuhkan pertolongan dari pihak lain.

  1. Eclective Counseling

Teknik ini lebih luwes jika dibandingkan kedua teknik tadi. Layanan ini tidak dipusatkan pada penyuluh atau pada klien, tetapi masalah yang dihadapi itulah yang harus ditangani engan luwes, sehingga apa yang dipergunakan setiap waktu dapat diubah kalau memang diperlukan.

  1. Teknik Kelompok

Teknik ini banyak digunakan dalam membantu memcahkan maslah yng dihadapi oleh beberapa murid. Namun juga dapat digunakan untuk memcahkan masalah-maslaah yang dialami individu.

  1. Hoom room program

Bimbingan dilakukan oleh guru bersam murid didalam ruang diluar jam pelajaran. Dapat dilakukan secara periodik, konselor disini akan lebih dekat dengan siswanya seperti di suasana rumah.

  1. Fiel trip (Karya Wisata)

Teknik  ini ,mengenalkan murid-murid dan mengamati langsung dari dekat objek situasi yang menaik perhatianya dan hubunganya dengan pelajaran sekolah. Dengan teknik ini siswa mendapat kesempatan untuk memperoleh penyesuaian dalam kehidupan kelompok, berorganisasi, kerja sama, dan tanggung jawab.

  1. Diskusi Kelompok (group discussion)

Dalam diskusi kelompok sebaiknya dibentuk oleh 4/5 orang. Masalahyang didiskusikan hendaknya ditentukan oleh pembimbing itu sendiri, dengan merumuskan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh masing-masing kelompok diskusi.

  1. Kegiatan bersama

Dengan melakukan kegiatan bersama mendorong anak saling membantu sehingga relasi sosial positif dapat dikembangkan dengan baik.

  1. Organisasi murid

Misalnya OSIS, organisasi tersebut akan sangat membantu proses pembentukan anak, baik secara pribadi maupun sebagai anggota masyarakat.

  1. Sosiodrama

Teknik ini adalah suatu cara dalam bimbingan yang memberikan kesempatan pada murid-murid untuk mendramatisasikan sikap, tingkah laku atau penghayatan seseorang seperti yang dilakukan dalam hubungan sosial seharhari dalam masyarakat.

  1. Upacara

Upacara bendera merupakan kesempatan yang sangat baik bagi anak-anak dalam melatih disiplin, melatih ketrampilan, membentuk diri untuk dapat menghormati pahlawan , cinta bangsa dan tanah air.

  1. Papan bimbingan

Papan bimbingan adalah papan tulis yang dipasang  diluar ruang kelas dapat menjadi suatu teknik bimbingan dan menjadi tempat persinggahan murid-murid diwaktu senggang.

 

 

Aliran Pendidikan

 

TUGAS

ALIRAN PENDIDIKAN

Disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan

Semester III

 

Dosen Pengampu :

Edi Subkhan

 

Oleh :

  1. Fiqih Wahyu Diana           1301412005
  2. Dian Fatmawati                1301412010
  3. Raras Ambarani                1301412013
  4. Nur Retno Ningsih            1301412020
  5. Amalia Rizky Susanti       1301412029
  6. Sa’adatul Atiyah               1301412030

 

 

 

 

 

Jurusan Bimbingan dan Konseling

Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang

2013

 

 

 

Tugas:

Pengertian, Fungsi dari masing-masing bidang keilmuan:

  1. Filsafat
  2. Ideologi
  3. Sosiologi
  4. Psikologi
  5. Sejarah
  6. Politik
  7. Ekonomi
  8. Menejemen
  9. Kebijakan
  10. Media
  11. Desain
  12. Metode dan lainnya
  13. Praktik
  14. Mendidik

 

Pembahasan

a.    Filsafat

Filsafat merupakan ilmu pengetahuan yang amat luas (komperhensif) yang berusaha untuk memahami persoalan-persoalan yang timbul di dalam keseluruhan ruang lingkup manusia. Filsafat dibutuhkan manusia dalam  upaya menjawab pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam berbagai lapangan kehidupan manusia. Jawaban seperti itu juga digunakan untuk mengatasi masalah-masalah yang menyangkut berbagai bidang kehidupan, termasuk pendidikan.

Secara bahasa, kata filsafat, berasal dari Bahasa Yunani, yaitu Philoshophia. Kata Philes berarti cinta, senang, suka dan kata Shopia berarti pengetahuan., hikmah, dan kebijaksanaan (Jalaluddin dan Abdullah Idi, tt: 9). Dengan demikian, secara bahasa, filsafat dapat diartikan sebagai cinta kepada ilmu pengetahuan atau kebenaran, suka kepada hikmah dan kebijaksanaan. Sedangkan secara istilah, menurut Harun Nasution (dalam Jalaluddin dan Abdullah)  filsafat adalah berpikir menurut tata tertib (logika), bebas (tidak terikat pada dogma, tradisi, serta agama) dan dengan sedalam-dalamnya sehingga sampai ke dasar-dasar persoalan.

Antara filsafat dan pendidikan  terdapat hubungan horisontal, meluas ke samping, yaitu hubungan anatara cabang disiplin ilmu yang satu dengan cabang yang lain yang berbeda-beda, sehingga merupakan sintesa yang merupakan terapan ilmu pada bidang kehidupan, yaitu ilmu filsafat pada penyesuaian problem-problem pendidikan dan pengajaran

Fungsi filsafat terhadap pendidikan adalah sebagai alat batu dalam memecahkan problem-problem pendidikan yang bersifat filosofis dengan menggunakan pendekatan yang sesuai seperti pendekatan secara spekulatif, pendekatan normatif, pendekatan analisa konsep, dan analisa ilmiah terhadap realitas kehidupan sekarang yang aktual. Selain itu, dalam hubungannya dengan teori pendidikan filsafat juga berfungsi sebagai salah satu cara yang digunakan oleh ahli pendidikan dalam memecahkan problematika pendidikan dan menyusun teori-teori pendidikannya, memberikan arah agar teori pendidikan yang telah dikembangakan oleh ahlinya mempunyai relevansi dengan kehidupan nyata, dan memberikan petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan atau pedagogik.

 b.   Ideologi

Istilah ideologi merupakan gabungan dari dua kata, yaitu idea dan logos yang berasal dari bahasa Yunani. Idea berarti ide atau gagasan dan logos berarti ilmu. Secara sederhana, ideologi dapat diartikan sebagai tentang ide-ide, keyakinan, atau gagasan. Berdasarkan uraian tersebut, dalam konsep ideologi mengandung prinsip hidup, dasar kehidupan, dan arah serta tujuan berbangsa dan bernegara.

Untuk melengkapi pengertian ideologi, selanjutnya dikemukakan pandangan-pandangan lainnya. Menurut Moerdiono, ideologi dipandang secara harfiah sebagai a system of idea. Menurut Soerjanto Poespowardojo, ideologi adalah sebagai kompleks pengetahuan dan nilai. Dalam bidang politik, ideologi diartikan secara khas, yakni sebagai nilai yang terpadu, berkenaan dengan kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Artinya, gagasan-gagasan politik yang timbul dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara ditata secara sistematis menjadi satu kesatuan yang utuh.

Soerjanto Poespowardojo mengemukakan fungsi ideologi sebagai berikut:

  1. Struktur kognitif, yakni keseluruhan pengetahuan yang dapat merupakan landasan untuk memahami kejadian dalam keadaan alam sekitarnya.
  2. Orientasi dasar, dengan membuka wawasan yang memberikan makna serta menunjukkan tujuan dalam kehidupan masyarakat
  3. Norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang.
  4. Bekal dan jalan bagi seseorang untuk menentukan identitasnya.
  5. Kemampuan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan.
  6. Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami, menghayati, serta mempolakan tingkah lakunya sesuai dengan orientasi dan norma-norma yang terkandung didalamnya.

Kesimpulannya pengertian ideologi bervariasi, tetapi jika dicermati sesungguhnya terkandung inti-inti kesamaan. Kesamaan-kesamaan, yakni ideologi adalah prinsip, dasar, arah, dan tujuan dalam kehidupan. Selain mengetahui pengertian ideologi, kita juga harus mengetahui fungsi ideologi. Ideologi berfungsi mendasari kehidupan masyarakat sehingga mampu menjadi landasan, pedoman, dan bekal serta jalan bagi suatu kelompok, masyarakat, bangsa, dan negara.

 c.    Sosiologi

Manusia adalah mahkluk sosial. Sosial mengacu kepada hubungan antar individu, antar masyarakat dan individu dengan masyarakat. Hidup di masyarakat itu merupakan manifestasi bakat sosial anak. Oleh karena itu, aspek sosial melekat pada diri individu yang perlu dikembangkan dalam perjalanan hidup peserta didik agar jadi matang. Di samping tugas pendidikan mengembangkan aspek sosial, aspek itu sendiri sangat berperan dalam membantu anak dalam upaya mengembangkan dirinya, maka segi sosial ini perlu diperhatikan dalam proses pendidikan. Dan menurut para ahli bahwa salah satu tujuan pendidikan adalah bahwa mendidik itu bertujuan membimbing agar kelak dapat hidup serasi dengan masyarakat tempat hidupnya.

Pengertian tentang Landasan Sosiologis

Sosiologi lahir pada abad ke-19 di Eropa, karena pergeseran pandangan tentang masyarakat. Sosiologi sebagai ilmu otonom dapat lahir karena terlepas dari pengaruh filsafat. Nama sosiologi untuk pertama kali digunakan oleh August Comte (1798 – 1857). Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok – kelompok dan struktur sosialnya. Sosiologi mempunyai ciri – ciri:

  • Empiris, adalah ciri utama sosiologi sebagai ilmu. Sebab ia bersumber dan diciptakan dari kenyataan yang terjadi di lapangan.
  • Teoritis, adalah peningkatan fase penciptaan tadi yang menjadi salah satu bentuk budaya yang bisa disimpan dalam waktu lama dan dapat diwariskan kepada generasi muda.
  • Komulatif, sebagai akibat dari penciptaan terus – menerus sebagai konsekuensi dari terjadinya perubahan di masyarakat, yang membuat teori – teori itu akan berkomulasi mengarah kepada teori yang lebih baik.
  • Nonetis, karena teori ini menceritakan apa adanya tentang masyarakat beserta individu – individu di dalamnya, tidak menilai apakah hal itu baik atau buruk.

Sosiologi pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses sosial dan pola – pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Sosiologi pendidikan ini membahas sosiologi yang terdapat pada pendidikan. Wuradji (1988) menulis bahwa sosiologi pendidikan meliputi :

  • Interaksi guru – siswa.
  • Dinamika kelompok di kelas dan di organisasi intra sekolah.
  • Struktur dan fungsi sistem pendidikan.
  • Sistem – sistem masyarakat dan pengaruhnya terhaadap pendidikan.

Sebagaimana ilmu pengetahuan pada umumnya, Sosiologi Pendidikan dituntut melakukan tiga fungsi pokok, yaitu :

  1. Fungsi eksplanasi, yaitu menjelaskan atau memberikan pemahaman tentang fenomena yang termasuk ke dalam ruang lingkup pembahasannya. Untuk diperlukan konsep-konsep, proposisi-proposisi mulai dari yang bercorak generalisasi empirik sampai dalil dan hukum-hukum yang mantap, data dan informasi mengenai hasil penelitian lapangan yang actual, baik dari lingkungan sendiri maupun dari lingkungan lain, serta informasi tentang masalah dan tantangan yang dihadapi. Dengan informasi yang lengkap dan akurat, komunikan akan memperoleh pemahaman dan wawasan yang baik dan akan dapat menafsirkan fenomena – fenomena yang dihadapi secara akurat. Penjelasan-penjelasan itu bisa disampaikan melalui berbagai media komunikasi.
  2. Fungsi prediksi, yaitu meramalkan kondisi dan permasalahan pendidikan yang diperkirakan akan muncul pada masa yang akan datang. Sejalan dengan  itu, tuntutan masyarakat akan berubah dan berkembang akibat bekerjanya faktor-faktor internal dan eksternal yang masuk ke dalam masyarakat melalui berbagai media komunikasi. Fungsi prediksi ini amat diperlukan dalam perencanaan pengembangan pendidikan guna mengantisipasi kondisi dan tantangan baru.
  3. Fungsi utilisasi, yaitu menangani permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan masyarakat seperti masalah lapangan kerja dan pengangguran, konflik sosial, kerusakan lingkungan, dan lain-lain yang memerlukan dukungan pendidikan, dan masalah penyelenggaraan pendidikan sendiri.

     Jadi, secara umum Sosiologi Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan fungsi-fungsinya selaku ilmu pengetahuan (pemahaman eksplanasi, prediksi, dan utilisasi) melalui pengkajian tentang keterkaitan fenomena-fenomena siosial dan pendidikan, dalam rangka mencari model-model pendidikan yang lebih fungsional dalam kehidupan masyarakat. Secara khusus, Sosiologi Pendidikan berusaha untuk menghimpun data dan informasi tentang interaksi sosial di antara orang-orang yang terlibat dalam institusi pendidikan dan dampaknya bagi peserta didik, tentang hubungan antara lembaga pendidikan dan komunitas sekitarnya, dan tentang hubungan antara pendidikan dengan pranata kehidupan lain.

d.   Psikologi

Psikologi berasal dari perkataan Yunani psyche yang artinya jiwa, dan Logos yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi bahwa psikologi berarti ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Dengan singkat disebut ilmu jiwa.

Jiwa adalah daya hidup rohaniah yang bersifat abstrak, yang menjadi penggerak dan pengatur bagi seluruh perbuatan-perbuatan pribadi (personal behaviour) dari hewan tingkat tinggi dan manusia. Karena sifatnya yang abstrak, maka kita tidak dapat mengetahui jiwa secara wajar, melainkan kita hanya dapat mengenal gejalanya saja.

Secara umum psikologi diartikan ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia. atau ilmu yamg mempelajari tentang gejala-gejala jiwa manusia. karena para ahli jiwa mempunyai penekanan yang berbeda, maka definisi yang dikemukakan juga berbeda-beda. Diantara pengertian yang dirumuskan oleh para ahli itu, diantaranya sebagai berikut :

  1. Dr. Singgih Dirgagunarsa:” Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia.
  2. Plato dan Aristoteles, berpendapat bahwa : psikologi adalah pengetahuan yang mempelajari tentang hakikat jiwa serta prosesnya sampai akhir.
  3. Wilhelm Wundt, tokoh psikologi eksperimental, berpendapat bahwa psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari pengalaman-pengalaman yang timbul dalam diri manusia seperti penggunaan pancaindera, pikiran, perasaan, dan kehendak.
  4. Adanya perbedaan pendapat para ahli psikologi dikarenakan adanya perbedaan titik tolak para ahli dalam mempelajari dan membahas kejiwaan yang sangat kompleks. Tetapi yang paling penting dan dpat dipetik dari berbagai pengertian tersebut adalah hal itu cukup memberikan wawasan pengertian tentang psikologi.

Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan secara terminologi psikologi ialah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia lewat gejala-gejala jiwa yang tampak dalam dirinya sebagai hasil dari penggunaan segala sesuatu yang ada dalam dirinya sendiri.

Peran dan Kontribusi Psikologi dalam Dunia Pendidikan

Abimanyu (1996) mengemukakan bahwa peranan psikologi dalam pendidikan ialah bertujuan untuk memberikan orientasi mengenai laporan studi, menelusuri masalah-masalah di lapangan dengan pendekatan psikologi serta meneliti faktor-faktor manusia dalam proses pendidikan dan dalam situasi proses belajar mengajar. Psikologi dalam dunia pendidikan banyak mempengaruhi perumusan tujuan pendidikan, perumusan kurikulum maupun prosedur dan metode-metode belajar mengajar. Psikologi berperan memberikan jalan untuk mendapatkan pemecahan masalah-masalah sebagai berikut:

  1. Perubahan yang terjadi pada peserta didik selama dalam proses pendidikan.
  2.  Pengaruh pembawaan dan lingkungan atas hasil belajar.
  3. Hubungan antara teknik mengajar dan hasil belajar.
  4.  Perbandingan hasil pendidikan formal dengan pendidikan informal atas diri individu.
  5.  Nilai sikap ilmiah atas pendidikan yang dimiliki oleh para pendidik.
  6. Pengaruh interaksi antara pendidik dan peserta didik dan antara peserta didik dengan peserta peserta didik.
  7. Hambatan, kesulitan,ketegangan, dan sebagainya yang dialami oleh peserta didik selama proses pendidikan.
  8. Pengaruh perbedaan individu yang satu dengan individu lain dalam batas kemampuan belajar.

Kontribusi psikologi sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan terhadap dunia pendidikan memang sangat besar karena menyangkut semua aspek di bidang pendidikan, bukan hanya menyangkut proses belajar mengajar itu sendiri, akan tetapi juga menyangkut masalah-masalah di luar proses belajar mengajar.

Kontribusi psikologi dalam dunia pendidikan, diantaranya: Membekali pengetahuan dan pemahaman kepada para pendidik tentang aktivitas umum jiwa peserta didik dalam proses pendidikan. Membentuk pendidik yang kreatif, memiliki rasa ingin tahu yang kuat tentang mengapa dan bagaimana peserta didik serta memahami perubahan kondisi yang memungkinkan belajar lebih efektif.

 e. Sejarah

Kata sejarah berasal dari bahasa Arab yaitu Syajaratun yang artinya pohon. Menurut bahasa Arab, sejarah sama artinya dengan sebuah pohon yang terus berkembang dari tingkat yang sederhana ke tingkat yang lebih kompleks atau ke tingkat yang lebih maju dan maka dari itu sejarah di umpamakan menyerupai perkembangan sebuah pohon yang terus berkembang dari akar sampai ranting yang paling kecil yang kemudian bisa diartikan silsilah. Syajarah dalam arti silsilah berkaitan dengan babad, tarikh, mitos dan legenda. Dalam bahasa Inggris kata sejarah (history) berarti masa lampau umat manusia, dalam bahasa Jerman kata sejarah (geschichte) berarti sesuatu yang telah terjadi, sedangkan dalam bahasa Latin dan Yunani kata sejarah (histor atau istor) berarti orang pandai. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, pengertian sejarah pun mengalami perkembangan.

Fungsi Ekstrinsik Sejarah

Fungsi sejarah yang penting untuk dipahami adalah fungsi edukatif yang mencakup:

  1. Sejarah sebagi pendidikan moral

Jika pendidikan moral harus berbicara tentang benar dan salah maka sejarah harus berbicara dengan fakta. Fakta sangat penting dalam sejarah tanpa fakta tidak boleh bersuara.

  1. Sejarah sebagai pendidikan penalaran

Mempelajari sejarah secara kritis atau menulis sejarah secara ilmiah akan mendorong meningkatkan daya nalar orang yang bersangkutan.

  1. Sejarah sebagai pendidika politik

Sejarah mengandung pendidikan politik karena peristiwa tertentu menyangkut tindakan politik atau kegiatan bersifat politik.

  1. Sejarah sebagai pendidikan kebijakan

Kebijakan di masa lampau sangat mungkin dapat dijadikan bahan acuan dalam menghadapi kehidupan di masa kini.

  1. Sejarah sebagai pendidikan perubahan

Sejarah adalah proses yang menyangkut perubahan. Pada dasarnya kehidupan manusia terus berubah, walaupun kadar perubahan dari waktu ke waktu tidak sama. Perubahan itu karena disengaja atau tidak disengaja. Sejarah bisa relevan dengan perubaan asalkan tidak mempelajari waktu yang terlalu jauh.

  1. Sejarah sebagai pendidikan keindahan

Pengalaman estetik akan datang melalui mata waktu kita antara lain datang ke monumen, candi, istana dan membaca. Kita hanya diminta untuk membuka hati dan perasaan.

  1. Sejarah sebagai alat bantu

Sejarah sebagai pengetahuan dan ilmu dapat membantu menjelaskan permasalahan yang dikaji oleh ilmu-ilmu lain seperti antropologi, sosiologi, ekonomi, politik, hukum, dan lain-lain.

 f.     Politik

Pendidikan dan politik adalah dua elemen penting dalam system social politik disetiap negara, baik negara maju maupun negara berkembang. Keduanya sering dilihat sebagai bagian yang terpisahkan, yang satu sama lain tidak tidak memiliki hubungan apa-apa. Padahal, keduanya bahu-membahu dalam proses pembentukan karakteristik masyarakat disuatu Negara. Lebih dari itu, keduanya satu sama lain saling menunjang dan saling mengisi. Lembaga-Lembaga dan proses pendidikan berperan penting dalam membentuk perilaku politik masyarakat dinegara tersebut. Begitu juga sebaliknya, lembaga-lembaga dan proses politik disuatu Negara membawa dampak besar pada karakteristik pendidikan di Negara tersebut. Ada hubungan erat dan dinamis antara pendidikan dan politik disetiap Negara. Hubungan tersebut adalah realitas empiris yang telah terjadi sejak awal perkembangan Peradaban manusia dan menjadi perhatian para Ilmuwan.

 g.    Ekonomi

Ekonomi adalah sistem aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Kata “ekonomi” sendiri berasal dari kata Yunani (oikos) yang berarti “keluarga, rumah tangga” dan (nomos), atau “peraturan, aturan, hukum,” dan secara garis besar diartikan sebagai “aturan rumah tangga” atau “manajemen rumah tangga.

Manusia merupakan faktor produksi aktif yang dapat mengakumulasi modal, mengolah dan memanfaatkan sumber daya alam, membangun organisasi sosial, ekonomi dan politik. Dalam banyak literature ekonomi, faktor modal dan kemajuan teknologi sering disebut sebagai faktor yang paling berperan dalam pertumbuhan ekonomi. Namun keberadaan kedua faktor tersebut tidak akan banyak berguna kalau tidak ditunjang oleh fktor lain, yaitu Sumber Daya Manusia (SDM). SDM merupakan asset utama sebuah negara , karena merupakan pelaku kegiatan ekonomi, politik, dansebagainya. Instrumen utama untuk membangun sumber daya tersebut adalah peningkatan kualitas program pendidikan nasional.

 h.   Manajemen

Fungsi manajemen dari beberapa pendapat ialah tahapan yang akan dilakukan. Kegiatan yang dilakukan sesuai rencana dengan beberapa tahapan khusus berguna untuk melihat kelayakan dalam pelaksanaan. Saling menunjang dengan yang lainnya juga merupakan salah satu dari manajemen.

Pengertian manajemen sendiri adalah mengatur hal yang dikelola agar tercapai hasil yang memuaskan. Pendapat ahli mengemukakan pendapat yang berbeda namun maksudnya tetap sama. dengan zaman yang terus berkembang menjadikan manajemen sangat diperlukan bagi siapa saja. pengelolaan manajemen bukan hanya dalam hal bisnis atau pekerjaan tetapi dalam waktu dan dalam kegiatan sehari-hari.

 i.      Kebijakan

Kebijakan secara etimologis berasal dari bahasa Inggris ”policy”. Namun banyak orang berpandangan bahwa istilah kebijakan disejajarkan dengan kebijaksanaan. Kebijakan menurut Siagian adalah serangkaian keputusan yang sifatnya mendasar untuk digunakan sebagai landasan untuk bertindak dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya (Siagian, 1985:42). Sebagai landasan untuk bertindak, keputusan tersebut bisa sebagai sebuah isu yang dapat mempengaruhi berbagi bidang kehidupan. Isu kebijakan tersebut dapat menimbulkan dampak yang meluas bagi kehidupan masyarakat.

 j.     Media

Kata “media” berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang artinya “perantara”.

Pengertian Media menurut pendapat para ahli:

  1. Media adalah perantara pesan dari pengirim ke penerima pesan. (Sadiman,dkk.2002).
  2. Menurut Donald P.Ely & Vernon S. pengertian media ada dua bagian yaitu arti sempit dan arti luas. Arti sempit, bahwa media itu berwujud: grafik, foto, alat mekanik dan elektronik yang digunakan untuk menangkap , memproses serta menyampaikan informasi. Menurut arti luas, yaitu kegiatan yang dapat menciptakan suatu kondisi, sehingga memungkinkan peserta didik memperoleh pengetahuan , keterampilan dan sikap yang baru.
  3. Media belajar diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan menyampaikan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar (Ali,1992).
  4. Menurut Gatne pengertian media pembelajaran adalah komponen sumber belajar yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
  5. Menurut Yusuf Hardianiarsa, segala sesuatu yang dapat merangsang terjadinya proses belajar dalam diri siswa.
  6. Briggns, wahana fisik yang mengandung materi instruksional.

Dari penjabaran tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan siswadalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

Fungsi Media

  1. Menurut Degeng (2001) secara garis besar fungsi media adalah:
  • Menghindari terjadinya verbalism
  • Membangkitkan minat
  • Menarik perhatian peserta didik
  • Mengatasi keterbatasan: ruang, waktu dan ukuran
  • Mengefektifkan pemberian rangsangan untuk belajar
  1. Ibrahim, dkk (2004) menjelaskan fungsi media pembelajaran ditinjau dari dua hal yaitu: proses pembelajaran sebagai proses komunikasi  dan interaksi antara siswa dan lingkungannya. Ditinjau dari proses pembelajaran sebagai proses komunikasi , maka fungsi media adalah sebagai pembawa informasi  dari guru ke siswa. Ditinjau dari proses pembelajaran sebagai interaksi antara siswa dan lingkungannya, maka fungsi dapat diketahui berdasarkan adanya kelebihan media dan hambatan komunikasi yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa media pembelajaran memiliki fungsi yang sangat penting yaitu sebagai pembawa informasi dan pencegah terjadinya hambatan proses pembelajaran, sehingga informasi atau pesan dari komunikator dapat sampai kepada komunikan secara efektif dan efisien.

 k.   Desain

Pengertian perencanaan pendidikan adalah suatu proses intelektual yang berkesinambungan dalam menganalisis, merumuskan, dan menimbang serta memutuskan dengan keputusan yang diambil harus mempunyai konsistensi internal yang berhubungan secara sistematis dengan keputusan-keputusan lain.

Dengan melakukan perenanaan pendidikan para pelaku pengembangan pendidikan dapat memberikan bimbingan arah bagaimana perencanaan pendidikan dapat dijalankan baik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

 l.      Metode

Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.

Adapun pengertian dan definisi metode menurut para ahli antara lain :

  1. Almadk (1939) => Metode adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran.
  2. Rosdy Ruslan (2003:24) =>Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya.
  3. Nasir (1988:51) =>Metode adalah cara yang digunakan untuk memahami sebuah objek sebagai bahan ilmu yang bersangkutan.
  4.  Kamus Bahasa Indonesia => Metode adalah cara kerja yg bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yg ditentukan.
  5. Depatemen Sosial RI =>Metode adalah cara teratur yg digunakan utk melaksanakan pekerjaan agar tercapai hasil sesuai dgn yg diharapkan.

Fungsi Metode

Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan

 

m. Praktik

Mendidik adalah membantu anak dengan sengaja (dengan jalan membimbing, membantu dan memberi pertolongan) agar ia menjadi manusia dewasa, susila, bertanggungjawab dan mandiri. Dewasa yang dimaksud adalah:

  • Dewasa pedagogis (menyadari dan mengenali diri sendiri atas tanggung jawab sendiri)
  • Dewasa biologis (mampu mengadakan keturunan)
  • Dewasa psikologis (fungsi kejiwaan telah matang
  • Dewasa sosiologis (telah memenuhi syarat untuk hidup bersama yang telah ditentukan masyarakat)

 n.   Mendidik

Dari segi isi, mendidik sangat berkaitan dengan moral dan kepribadian. Jika ditinjau dari segi proses, maka mendidik berkaitan dengan memberikan motivasi untuk belajar dan mengikuti ketentuan atau tata tertib yang telah menjadi kesepakatan bersama. Kemudian bila ditilik dari segi strategi dan metode yang digunakan, mendidik lebih menggunakan keteladan dan pembiasaan.

Fenomena Penggunaan perangkat TIK oleh siswa

 

ANALISIS

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknologi Informasi dan Komunikasi

Dosen Pengampu: Niam Wahzudik

 

Oleh :

Amalia Rizky Susanti             1301412029

Rombel 03

 

 

 

 

 

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2013

 

FENOMENA PERANGKAT TIK YANG SERING DIGUNAKAN SISWA

Berbagai jenis perangkat TIK yang sering digunakan oleh masyarakat pada umumnya, cash register, calculator, komputer, laptop, notebook, PDA (komputer genggam), kamus elektronik, flashdish, mp4, televisi, radio dan camera digital. Dari berbagai macam-macam perangkat TIK tersebut, itu semua sudah bukan menjadi barang yang mewah, terlebih komputer, laptop maupun notebook, sudah dapat dimiliki oleh siapapun dan semua kalangan.

Penggunaan komputer, laptop maupun notebook, sering kali digunakan pada berbagai bidang, terutama pada bidang pekerjaan, dan pendidikan. Komputer yang digunakan dalam bidang pekerjaan sering digunakan untuk akses data dan bisnis. Sedangkan dalam dunia pendidikan, terlebih digunakan untuk mengolah data siswa, surat menyurat, dan lain-lain. Komputer, laptop dan notebook tidak hanya digunakan oleh mereka pekerja kantoran, mereka yang berbisnis dari rumah (home industri) juga telah menggunakan komputer atau laptop untuk alat bantu atau pendukung untuk bisnis. Selain komputer dan laptop digunakan oleh mereka yang bekerja di kantor, maupun mereka pebisnis atau seorang pendidik, laptop maupun komputer juga telah banyak digunakan oleh pelajar SD, SMP, SMA, maupun mahasiswa.

Banyak yang dapat dimanfaatkan dari sebuah elektronik, namun disisi lain dampak negatif pun mengikuti setiap penggunaan barang-barang elektronik tersebut. Dewasa ini barang-barang elektronik tersebut telah dapat membantu pekerjaan manusia (masyarakat) pada umumnya, diantaranya adalah:

  1. Cash register, yaitu alat yang digunakan untuk memperoleh informasi pembayaran di kasir,
  2. Kalkulator, Yaitu alat yang digunakan untuk memperoleh informasi hasil perhitungan angka
  3. Komputer, yaitu alat berupa hardware dan software yang digunakan untuk membantu manusia dalam mengolah data menjadi informasi dan menyimpannya untuk ditampilkan dilain waktu. Informasi yang dihasilkan komputer dapat berupa Tulisan, gambar, suara, video dan animasi.
  4. Laptop/notebook, Yaitu peralatan yang fungsinya sama dengan komputer tetapi bentuknya praktis dapat di lipat dan dibawa-bawa karena menggunakan bantuan baterrai charger sehingga bisa digunakan tanpa menggunakan listrik.
  5. Deskbook, Yaitu peralatan sejenis komputer yang bentuknya praktis yaitu CPU menyatu dengan Monitor sehingga mudah diletakan diatas meja tanpa memakan banyak tempat tetapi masih harus menggunakan listrik langsung. Karena belum dilengkapi batterai.
  6. PDA/komputer genggam, Yaitu peralatan sejenis komputer tetapi bentuknya sangat mini sehingga dapat dimasukan saku, tetapi manfaatnya hampir sama dengan komputer dapat mengolah data, bahkan sekarang banyak PDA yang juga dapat berfungsi sebagai Handphone (PDA Phone)
  7. Kamus elektronik, yaitu perlatan elektronik yang digunakan untuk untuk menterjemahkan antar bahasa
  8. Mp4 player, yaitu peralatan yang digunakan sebagai media penyimpanan data sekaligus sebagai alat pemutar video dan music serta game.
  9. Kamera digital, yaitu perlatan yang digunakan untuk menyimpan gambar atau video dengan menggunakan metode penyimpanan secara digital atau disk.
  10. Flasdish, yaitu media penyimpanan data yang berbentuk Universal Serial Bus tetapi dapat menyimpan data dalam jumlah banyak.
  11. Televisi, Yaitu peralatan teknologi yang digunakan untuk menyampaikan informasi dalam bentuk gambar bergerak / video secara langsung.

Apa yang telah disebutkan diatas adalah kelebihan dari masing-masing perangkat TIK, adapun dampak negatif yang mengikuti dari kelebihan dari perangkat TIK diantaranya adalah:

Komputer, notebook.laptop yang sudah bukan lagi barang mewah dan dapat dimiliki oleh semua kalangan, terlebih elektronik sekarang sudah mulai canggih, maka masyarakat maupun siswa pun dapat dengan mudah melakukan segala kecurangan yang menggunakan alat elektronik tersebut selain dapat membantu meringankan pekerjaannya juga terdapat dampak negatifnya, yaitu penggunaan komputer, laptop/nootebook yang disalah gunakan oleh sebagian besar pelajar, diantaranya adalah apabila penggunaan komputer, maupun laptop/notebook yang terhubung dengan internet seringkali disalah gunakan untuk mengakses situs-situs porno, download game dan sering kali siswa menggunakan komputer maupun laptop untuk bermain game.

Menurut pendapat para pakar informasi, dampat negative dari berbagai fasilitas komunikasi termasuk internet, sama sekali tidak dapat dipandang sebelah mata, karena dampak negative tersebut sangat memengaruhi aktifitas pengguna internet. Dorongan untuk melakukan tindakan kejahatan di internet sangat banyak, antara lain karena antara pelaku dan korban tidak perlu berada pada ruang dan waktu yang sama, korban dan pelaku tidak saling mengenal, dan masih lemahnya prasarana hokum yang mengatur dunia maya.

Selain itu, dampak negatif dari penggunaan perangkat TIK adalah pelanggaran hak cipta, kejahatan di Internet, penyebaran virus koputer, pornografi, perjudian, penipuan, tayangan kekerasan.

Dari dampak negatif dari penggunaan perangkat TIK, adapun solusi untuk mencegahnya diantaranya adalah:

  1. Mencegah penyebaran virus computer:
  • Menginstal anti virus
  • Selalu meng-Update database Program anti virus secara teratur
  • Berhati-hati dalam menjalankan file baru seperti file yang baru diambil dari internet atau file attachment sebuah email
  • Kenali gejala-gejala masuknya virus seperti komputer jadi lambat, sering crash, dan tiba-tiba restart sendiri
  • Selalu membuat backup terhadap file-file yang penting agar saat komputer terserang virus, maka kita masih punya data yang aslinya
  1. Secara umum dampak negatif TIK dapat dicegah dengan cara sebagai berikut:
  • Perlunya penegakkan hukum yang berlaku dengan dibentuknya polisi internet yang bertugas untuk menentukan standar operasi pengendalian dan penerapan teknologi informasi.
  • Menghindari pemakaian telepon seluler yang berfitur canggih oleh anak-anak dibawah umur dan lebih mengawasi penggunaan telepon seluler.
  • Perbanyak membaca buku-buku yang bersifat edukatif.
  • Perbanyak membaca buku-buku yang menambah keimanan (religi).
  • Perbanyak aplikasi komputer yang bersifat mendidik.
  • Harus bisa mengatur waktu antara berada di depan komputer/internet atau bermain games dengan porsi belajar dan istirahat.
  • Gunakan waktu seefektif dan seefisien mungkin.
  1. Selain itu sebagai orang tua harus dapat memantau anaknya disaat menggunakan perangkat TIK yang terkoneksikan dengan internet, selain orang tua harus memantau, orang tua juga memberikan penjelasan dan peringatan-peringatan apabila anak hendak menggunakan perangkat TIK, dan jangan membiarkan anak bermain dengan perangkat TIK sendirian dan didalam kamar.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

http://muhammadirfai.wordpress.com/macam-macam-peralatan-tik-dan-fungsinya/ (diunduh pada 20 November 2013 10:15)

http://www.geschool.net/734093/blog/post/view?id=15293 (diunduh pada 20 November 2013 10:31)

 

Artikel dan Analisis Ilmu Pendidikan

Nama               : Amalia Rizky Susanti

NIM                : 1301412029

Makul              : Ilmu Pendidikan

Rombel            : 03

Jurusan            : Bimbingan dan Konseling

3 Misteri Dibalik Nilai Anak Yang Hancur

Berikut ini adalah artikel yang berfokus pada pola dan masalah belajar anak. Kita akan memahami dan belajar tentang faktor psikologis mengapa anak bermasalah dengan nilai di sekolah. Sebelum kita lebih jauh berinteraksi, pahami bahwa nilai atau angka(simbol) bukan satu-satunya penentu kesuksesan anak kelak di masa depan.

Kenapa seorang anak ketika belajar di rumah dapat mengerjakan soal-soal sekalipun lebih susah daripada disekolah, bahkan waktu di tempat les dia dapat mengerjakan tugas yang banyak, tetapi ketika ulangan tiba-tiba nilainya jelek. Apakah anda pernah mengalami masalah seperti ini? Apakah yang terjadi dibalik masalah ini. Untuk hal-hal yang sama dan itu berulang kali, maka ada tiga hal yang perlu anda waspadai:

  1. 1.    Anak mengalami kecemasan yang tersembunyi

Kecemasan yang tersembunyi ini disebabkan oleh banyak faktor. Ya, jadi bisa jadi tuntutan yang terlalu tinggi dari kita orang tua atau mungkin bahkan dari gurunya. Tuntutan ini tidak bisa membuat si anak menunjukkan kwalitas optimalnya. Sehingga ketika ulangan,yang terbayang adalah ketakutan bahwa dia tidak bisa memenuhi tutuntan dari si orang tua. Atau tuntutan dari gurunya mungkin. Ketika seorang anak cemas maka dia tidak bisa berfikir secara jernih. Maka hal yang sepele tentunya bisa jadi terlupakan. Nah ini yang terjadi pada anak-anak kita. Mereka cemas karena tuntutan kita yang terlalu tinggi,atau keharusan untuk menguasai sesuatu. Ketika mereka merasa tidak mampu,kecemasan itu menghantui pikirannya. Dan apa yang telah mereka pelajari sebelumnya tiba-tiba “blank”, pada saat ulangan.

  1. Sebab yang lain adalah karena perlakuan-perlakuan negatif yang pernah di terima seorang anak bisa di rumah, bisa di sekolah.

Misalnya, ketika seorang anak nilainya jelek, kemudian kita marah-marahin dia, bahkan mungkin di hukum. Suruh berdiri di pojok, tidak boleh makan. Atau apapun yang kita bisa lakukan untuk itu. Nah ketika dia menerima perlakuan itu,maka perlakuan itu akan membekas di memorinya. Berikutnya ketika dia ulangan lagi di lain kesempatan maka yang dia liat di lembar soalnya bukan soal yang harus dibaca, tetapi wajah orang tuanya yang sedang marah. Wajah ini tiba-tiba saja muncul terbayang di dalam pikirannya.

  1. Sebab yang lain adalah kurangnya perhatian berkualitas.

Terkadang perhatian yang kita berikan itu tidak cocok dengan apa yang diinginkan oleh si anak, yang saya maksud dengan perhatian di sini adalah perhatian yang berkuwalitas. Dalam arti kita memperhatikan juga perasaan-perasaan si anak. Bukan Cuma memperhatikan tugas-tugas yang dia harus selesaikan

Padahal yang jauh lebih dibutuhkanseorang anak adalah perhatian akan perasaan-perasaannya sehingga dia bener-bener di terima secara utuh oleh orang tuanya. Anda bisa memberikan perhatian berkuwalitas ini dengan lebih baik.

 

Nama               : Amalia Rizky Susanti

NIM                : 1301412029

Makul              : Ilmu Pendidikan

Rombel            : 03

Jurusan            : Bimbingan dan Konseling

ANALISIS ARTIKEL

3 Misteri Dibalik Nilai Anak Yang Hancur

Berdasarkan artikel yang telah saya baca, yang berjudul “3 Misteri Dibalik Nilai Anak yang Hancur”, dari artikel tersebut telah dibahas beberapa faktor yang mempengaruhi hancurnya nilai anak, diantaranya adalah kecemasan anak, perlakuan-perlakuan yang diterima anak baik dirumah maupun disekolah, serta kurangnya perhatian dari orang tua yang berkualitas. Dalam artikel tersebut memuat bahwa faktor-faktor penyebab nilai seorang anak hancur disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal, faktor internal (dalam diri) misalnya kecemasan dalam diri anak tersebut, dimana anak tersebut merasa cemas ketika ulangan, walau sebelum ulangan anak tersebut sudah belajar dan berlatih, namun ketika dia cemas semua yang telah dia pelajari bisa saja blenk atau lupa. Yang dapat mempengaruhi kecemasan seorang anak adalah mungkin karena tuntutan orang tua yang terlalu tinggi. Selain faktor internal juga ada faktor eksternal (dari luar) dimana penyebab hancurnya nilai anak yang dipengaruhi dari luar diri adalah karena pengalaman-pengalaman si anak, dimana jika dia mendapat nilai jelek selalu dimarahin oleh orang tuanya, atau bahkan dihukum oleh orang tua maupun guru. Selain pengalaman-pengalaman dari anak, mungkin saja perhatian dari orang tua yang kurang, atau dengan kata lain orang tua hanya memberikan perhatian kepada anak secara lebih, orang tua hanya memberikan perhatian saat si anak ada tugas.

Saya pun sependapat dengan artikel tersebut, dimana permasalahan yang diangkat dalam artikel tersebut mengenai faktor-faktor yang dapat membuat nilai seseorang hancur tersebut seharusnya dapat dicegah, sebab jika nilai seorang anak hancur bisa jadi pendidikan anak tersebut dapat terganggu, dan terhambat. Dimana dia akan merasa paling bodoh karena nilai-nilainya kecil atau hancur, dan seorang anak yang merasa bahwa dirinya tidak mampu dalam bidang akademik, maka dia akan menyepelekan sekolahnya. Selain itu seorang anak yang kurang mendapatkan perhatian lebih dari orang tuanya dia akan menyepelekan sekolahnya dan akan malas untuk belajar maupun pergi kesekolah. Karena tidak semua anak bisa mendapatkan nilai yang baik sekalipun dia sudah belajar dan banyak berlatih, apa lagi anak tersebut dalam keadaan cemas, tentunya segala sesuatu yang telah dia kuasai dapat hilang atau lupa begitu saja.

Menurut pendapat saya, faktor-faktor tersebut memang dapat membuat nilai seorang anak hancur, karena sebagian orang juga pernah mengalaminya, sebelum UN selalu diadakan try out saat diadakan try out hasil try outnya baik, akan tetapi ketika UN berlangsung semua yang telah kita pelajari dengan seksama begitu saja dapat blenk, karena yang mereka pikirkan saat UN adalah ketakutan dan kecemasan mereka apabila pengawasnya galak, tidak dapat melingkari jawaban dengan sempurna, suasana yang tegang, dan merekka pun memikirkan waktu yang ada untuk mengerjakan soal-soal UN yang tersedia.

Sebagai orang tua dan guru seharusnya dapat memahami apa penyebab nilai anak bisa hancur, dapat memberikan treatmen berupa pemberian motivasi, maupun penguatan tentag pentingnya pendidikan untuk masa depan. Selain itu, sebagai guru dan orang tua juga harus memperhatikan kondisi fisik maupun psikis anak, jika seorang anak mengalami kecemasan maupun burnout (kebosanan) kita bisa memberikan permainan atau memberikan perhatiann yang lebih, semisal anak tersebut sedang belajar kita bisa menemaninya, serta mengajari anak tersebut, buatlah waktu belajar anak menyenangkan.